Tubuh membutuhkan glukosa dan oksigen dalam menghasilkan energi. Beberapa organ dapat rusak jika kekurangan pasokan glukosa dan oksigen dalam waktu lama. Misalnya otak yang membutuhkan 120gr glukosa per hari. Pada kondisi kekurangan glukosa dalam waktu lama, contoh dalam puasa, glukosa dapat diperoleh dari pemecahan penyimpanan glukosa dalam tubuh, dari proses glikolisis, glukoneogenesis dan lipolisis. Kondisi kekurangan oksigen lebih berbahaya dibanding kekurangan glukosa, karena oksigen tidak ada cadangan penyimpanan oksigen dalam tubuh. Ketersediaan oksigen tergantung dari beberapa hal, seperti jalan napas yang tidak tersumbat, pernapasan yang adekuat dan sirkulasi yang lancar. Hal lain yang dapat mempengaruhi distribusi oksigen adalah kadar hemoglobin, saturasi oksigen dan curah jantung atau cardiac output. Cardiac output dipengaruhi oleh frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup atau stroke volume. Isi sekuncup dipengaruhi oleh preload, kontraktilitas miokard, afterload. Preload adalah volume darah di jantung sebelum kontraksi atau sebelum fase sistolik.
Afterload adalah tahanan yang dihadapi saat jantung kontraksi atau pada saat fase sistolik.
Bila terjadi:
- penurunan saturasi oksigen
- penurunan hemoglobin
- penurunan cardiac output atau curah jantung
Tubuh akan menaikkan frekuensi jantung, lalu terjadi vasokontriksi, dan memicu metabolisme anaerob.