Sunday 7 April 2019

DERMATITIS SEBOROIK


Prevalensi dermatitis seboroik secara umum berkisar 3-5% pada populasi umum. Penyakit ini dapat menyerang bayi ataupun pada orang dewasa. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada 3 bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidensnya mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun, kadang-kadang pada umur tua. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Dermatitis seboroik adalah kelainan kulit kronik papuloskuamosa dengan predileksi di daerah kaya kelenjar sebasea, skalp, wajah dan badan. Dermatits seboroik merupakan kelainan kulit yang terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan. Dermatitis seboroik yang ringan yang mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Pada daerah pipi, hidung, dan dahi kelainan dapat berupa papul-papul. Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, telinga post-aurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung. Pada bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta yang kotor dan berbau tidak sedap
Keluhan lain pada dermatitis seboroik adalah rasa gatal walupun jarang. Dermatitis seboroik adalah penyakit kronis dan akan berlangsung sampai nantinya akan mereda selama beberapa waktu kemudian kambuh Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu daerah kepala (kulit kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah (alis mata, kelopak mata, glabellla, lipatan nasolabial, dagu), dan badan bagian atas (daerah presternum, daerah interskapula, areolla mammae, umbilikus, lipatan paha, daerah anogenital)   
Status dermatologis dinyatakan bahwa pada daerah wajah, dahi dan pipi terdapat makula eritematosa, berukuran plakat,berbentuk ireguler berbatas tegas dan,skuama putih halus di atasnya. Pada daerah retroaurikular ditemukan makula eritematosa,  berukuran plakat,berbentuk ireguler berbatas tegas, skuama putih kasar di atasnya,ada papul. Berdasarkan teori dermatitis seboroik merupakan kelainan kulit yang terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan. Pada daerah pipi, hidung, dan dahi kelainan dapat berupa papul-papul. Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, telinga post-aurikular dan leher. Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu daerah kepala (kulit kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah (alis mata, kelopak mata, glabellla, lipatan nasolabial, dagu), dan badan bagian atas (daerah presternum, daerah interskapula, areolla mammae, umbilikus, lipatan paha, daerah anogenital)

Diagnosa banding dermatitis seboroik yaitu psoriasis. Kelainan kulit pada psoriasis berupa eritema sirkumskrip dan merata dengan skuama berlapis, kasar , berwarna putih seperti mika dan disertai dengan Auspitz sedangkan pada dermatitis seboroik eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang jelas. Skuama pada psoriasis jika dicoba dilepas akan mungkin berdarah tetapi skuama pada dermatitis seboroik dengan sangat mudah dilepas. Tempat predileksinya pun berbeda , predileksi psoriasis antara lain skalp, perbatasan skalp dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut, dan daerah lumbosakral, sedangkan predileksi dermatitis seboroik di :  skalp, dahi, pipi, hidung. Tempat lain yang mungkin : liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah sternum, areola mame, lipatan dibawah mame pada wanita, interskapular, umbilicus, lipat paha, dan daerah anogenital. Psoriasis biasanya melibatkan kuku, disamping menimbulkan kelainan pada kulit. Pada dermatitis seboroik rasa gatal akan muncul jika sudah berat sedangkan pada psoriasis gatal sudah dirasakan dari awal penyakit.
Diagnosa banding dermatitis seboroik yang lain adalah  kandidosis Kutis. Dermatitis seboroik dapat menyerupai kandidosis kutis pada lipat paha, lipatan payudara, dan umbilikus dengan gambaran bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa sedangkan pada dermatitis  seboroik eritema dan skuama berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang jelas. Pada kandidosis, lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel - vesikel dan pustul – pustul yang kecil atau bula yang bila pecah meningalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. Dermatitis seboroik dan kandidosis intertriginosa juga dapat dibedakan pada tempat predileksinya. Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea  yaitu daerah kepala, wajah dan badan bagian atas.  Sedangkan predileksi kandidosis intertriginosa selain pada lipat paha, lipatan payudara dan umbilikus, juga terdapat ada lipatan kulit ketiak, intergluteal, antara jari tangan atau kaki, glands penis dan umbilikus. Keluhan gatal yang lebih menonjol dapat mendukung diagnosis kandidosis intertriginosa.





Tata laksana yang diberikan pada pasien ini adalah : terapi medikamentosa dan non medikamentosa. Terapi non medikamentosa yaitu dengan pemberian edukasi kepada pasien tentang
-          Minum obat teratur dan jangan digaruk.
-          Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan namun mengiritasi pada sebagian kulit yang sensitif).
-          Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan bersih.
-          Penderita harus diberitahu bahwa penyakit ini berlangsung kronik dan sering kambuh
-          Penderita harus menggunakan alkohol dan bahan-bahan yang mengandung alkohol di daerah yang meradang.
-          Harus menghindari faktor pencetus, seperti stres emosional, makanan berlemak, dsb.
-          Kontrol rutin
Terapi medikamentosa yang diberikan yaitu
1.      Hidrocortison 2,5% 10gr
       Hidrokortison merupakan kortikosteroid yang memiliki efek anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus serta vasokonstriksi. Kortikosteroid berdifusi melalui barrier stratum korneum dan melalui membran sel untuk mencapai sitoplasma keratinosit dan sel-sel lain yang terdapat epidermis dan dermis. Pada waktu memasuki jaringan, kortikosteroid berdifusi menembus sel membran dan terikat pada kompleks reseptor steroid. Kompleks ini mengalami perubahan bentuk, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologis steroid.
         Kortikosteroid memiliki efek spesifik dan nonspesifik yang berhubungan dengan mekanisme kerja yang berbeda, antara lain adalah efek anti-inflamsi, imunosupresif, antiproliferasi, dan vasokonstriksi. Efek kortikosteroid pada sel kebanyakan dimediasi oleh ikatan kortikosteroid pada reseptor di sitosol, diikuti dengan translokasi kompleks obat-reseptor ke daerah nukleus DNA yang dikenal dengan corticosteroid responsive element, dimana bisa menstimulasi atau menghambat transkripsi gen yang berdampingan, dengan demikian meregulasi proses inflamasi.
Efek samping dari kortikosteroid sendiri ialah striae atrofise, telengestasis, purpura, hipertrikosis setempat, hipopigmentasi, dermatitis perioral, menghambat penyembuhan ulkus, infeksi mudah terjadi dan meluas.
2.      Mikonazol cream 10g
        Mikonazol adalah suatu turunan dari 1-phenetylimidazole yang memiliki aktivitas antifungal yang bekerja mempengaruhi permeabilitas jamur dengan mengganggu biosintesa ergosterol yang megakibatkan terganggunya membran plasma. Mikonazol tetap tinggal dikulit selama lebih dari 4 hari sesudah penggunaan topikal.
Sediaan mikonazol dapat berupa miconazol cream yang mengandung miconazol nitrat 2%, miconazol salep yang menadung miconazol nitrat 2%, miconazol oral gel yang mengandung miconazol nitrat 2%, kapsl vagina yang mengandung miconazol nitrat 200mg, miconazol tablet mulut yang mengandung miconazol nitrat 50 mg. Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh mikonazol yaitu sakit kepala, perubahan rasa dilidah, mulut kering, mual, diare dan nyeri ulu hati.
Penyakit ini bersifat kronik dan dapat berulang jika ada faktor pemicunya. Lesi yang luas dapat terjadi akibat penggunaan obat topikal yang kurang tepat atau karena terpajan matahari. Variasi yang berbahaya dari dermatitis seboroik adalah eritroderma seboroik. Keluhan lain yang dapat ditemukan pada pasien ini yaitu onychodystrophy, ketidakseimbangan elektrolit dan thermal dysregulation.


No comments:

Post a Comment